sapo tahu RM Makmur. dokpri |
Urusan lidah memang tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain. Tetapi aku akan mencoba mengeksplor 5 tempat makan favoritku yang mungkin bisa dijadikan referensi.
Nah 5 tempat makan favoritku, antara lain :
1. RM Makmur Chinese Food.
Sebagai penggemar chinese food, dulu aku sering berkunjung ke rumah makan Makmur. Tetapi ketika aku pindah kos, sempat beberapa kali mencoba mencari RM Makmur walaupun hasilnya nihil. Beruntungnya beberapa bulan yang lalu teman memberitahu bahwa RM Makmur pindah lokasi di jalan Gandekan Lor samping refleksi Kakiku. Berbekal rasa kangen dengan kwetiaw siram seafood-nya, akhirnya aku dan suami berhasil menyambangi RM Makmur di hari terakhir PBTY 2018.
2. Keong Mas Resto
Suasana lawasan yang disuguhkan oleh Keong Mas Resto beserta masakan ala rumahannya membuatku merasa kembali ke rumah nenek. Rumah makan yang berada di Sewon, Bantul ini memiliki tempat outbond juga lho. "Jangan Ndeso" menjadi menu favorit ketika mengunjungi resto ini bersama keluarga.
3. Sate Ratu
Awalnya rasa penasaran menyelinap saat hendak mengunjungi sate ratu. Sate tanpa bumbu kacang yang saya kenal selama ini hanya sate kambing, tetapi sate ratu berhasil membuat rasa penasaran saya terjawab. Pecinta pedas wajib mampir kesini deh! Di jogja paradise foodcourt jalan Magelang ya jangan lupa.
4. Bakmi Jawa Tsibitsu
Warung bakmi jawa yang terletak di jalan bantul (selatan Universitas Terbuka) buka mulai sore sampai (kadang-kadang) dini hari. Menu utamanya ada bakmi jawa rebus, goreng dan rica-rica ayam kampung yang siap menggoyang lidah. Ada yang spesial disini yaitu pembuat teh pocinya adalah seorang disabilitas yang tidak lelah melayani pengunjung. Teh buatannya selalu berhasil bikin kangen, apalagi ditambah dengan gula batu. Tapi jangan pernah tanyakan ES karena disini tidak menyediakan minuman dingin. Hehe
5. Toko Oen Semarang
Mengunjungi Toko Oen Semarang di malam hari tentu memiliki sensasi berbeda. Aku pertama kali mengunjunginya di tahun 2011. Resto yang ada di dalam toko Oen buka sejak siang hari, tetapi mengunjunginya di malam hari akan lebih terasa syahdu. Atmosfir di tahun 30an cukup terasa kental apalagi ditambah dengan alat musik keroncong yang tertata rapi. Menurut temanku yang paling enak dari toko yang terletak di jalan Pemuda kota Semarang ini adalah nasi goreng ham-nya, tetapi aku tidak bisa mencicipinya. Bagiku es krim toko Oen sudah cukup untuk membuat pikiranku melayang-layang ke tahun 30an.
Mau referensi tempat makan lebih banyak lagi? Nah tunggu ya karena temanku yang doyan kuliner bernana Mbak Yatmi juga akan menceritakannya.
Tidak ada komentar