Melihat Perkembangan Promosi Sentra Gudeg Wijilan

Tidak ada komentar
Sinergi yang akan dilakukan antara pengusaha gudeg.
 dokpri

Apa sih yang pertama kali terpikirkan kalau mendengar kata Gudeg? Pasti sebagian besar akan menjawab makanan khas dari Jogja atau oleh-oleh khas dari Jogja bahkan kota jogja sendiri sering disebut juga sebagai kota gudeg. Menemukan makanan bernama gudeg dengan cita rasa manis plus gurih ini terbilang sangat mudah saat menginjakkan kaki di Jogja. Apalagi dengan adanya sentra Gudeg Wijilan yang terletak tidak jauh dari jantung kota Jogja.

Sarasehan Promosi Sentra Gudeg Wijilan

Pemaparan dari BPOM DIY. Dokpri

Pada tanggal 24 September 2019, Dinas Koperasi dan UKM DIY dan Badan POM DIY dan APEG (Asosiasi Pedagang Gudeg) bertatap muka secara langsung dalam Sarasehan Promosi Sentra Gudeg Wilijan yang bertempat di Gudeg Bu Lies, Wijilan, Yogyakarta. Pertemuan ini dilakukan sebagai upaya pemerintah DIY melalui Dinas Koperasi dan UKM untuk memfasilitasi pengusaha gudeg dalam mengembangkan bisnisnya agar menjangkau pasar yang lebih luas.

Menurut Bu Siwi kepala dinas Koperasi dan UKM DIY sebelum menjangkau pasar yang lebih luas, pengusaha gudeg harus melakukan pembenahan di bidang internal, misalnya membenahi laporan keuangan atau membenahi sumber daya manusia.

Sementara itu dari BPOM DIY mengajak pengusaha gudeg untuk melakukan pembenahan di dapur alias tempat untuk memasak gudeg. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk gudeg yang akan dijual ke pasar yang lebih luas.

Setelah mendengar pemaparan dari Dinas Koperasi UKM DIY dan BPOM DIY, asosiasi pengusaha Gudeg juga ternyata sudah lama berkeinginan untuk menbuat terobosan agar usaha mereka tetap berjalan lancar dan berkembang sesuai jaman. Sampai saat ini sekitar 45 pengusaha gudeg yang sudah tergabung dalam APEG dan 15 diantaranya terdalat di Sentra Gudeg Wijilan.
Bu Hj.Lies selaku pengusaha gudeg
sedang bertanya kepada narasumber.
dokpri

Berkeliling Sampai Dapur Gudeg Wijilan

Gudeg kaleng bu Hj.Rini yang berukuran sampai 2kg.
Dokpri

Sebagai penikmat kuliner bernama gudeg, rasanya tidak afdol kalau tidak melihat tempat membuat gudegnya secara langsung. Kebetulan sekali beberapa pengusaha gudeg mengajak kami berkeliling menuju jantung tempat pembuatan gudegnya yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah dapur. Berbagai bahan utama dan pendamping untuk gudeg terlihat dikerjakan dengan cekatan oleh para pekerja yang menggunakan penutup rambut, masker, celemek dan sarung tangan. Untuk bahan bakar pembuatan gudeg ada yang masih menggunakan arang dan ada juga yang sudah beralih ke gas. menurut salah satu pengusaha gudeg bernama bu Hj.Rini alasan beralih menggunakan gas untuk industri gudegnya karena dapur terlihat lebih bersih.
"Apalagi itu lho Mbak langesnya (kotoran yang ditimbulkan dari pembakaran kayu yang berwarna hitam) kalau pakai kayu kan bikin atap dapur cepet kotor", tambahnya saat berjalan meninggalkan dapur.

Spanduk gudeg Bu Lies di pintu depan.
Dokpri

Sementara itu Bu Hj.Lies, seorang pengusaha gudeg yang sudah memulai usahanya sejak tahun 1993 bercerita tentang masa-masa kejayaan  penjualan gudeg di tahun 2000an. Kalau untuk saat ini penjualan gudeg hanya menghabiskan beberapa kwintal saja. Salah satunya karena jalan Wijilan dibuat searah jadi tidak banyak bus pariwisata yang membawa wisatawan untuk mampir ke Wijilan. Bu Lies juga mengakui bahwa keadaan saat ini penjualan gudegnya banyak dibantu dengan penjualan gudeg kaleng. Bahkan beberapa gudeg kaleng bu Lies sudah bisa didapatkan di supermarket lokal.




Menemukan Rusia Seperti Menyusun Puzzle

Tidak ada komentar
Wajah Rusia yang terkenal. Dok : Travel Kompas

Rusia, mungkin sebagian dari generasi yang lahir pada tahun 60-an (dan selanjutnya) akan menyangkut pautkannya dengan ideologi usang yang sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman. Kemudian stigma-stigma itu dituturkan kepada generasi selanjutnya, yang kadang membuatku tergelitik untuk menyodorkan berbagai fakta yang bisa menghancurkannya.

Rusia itu beda sama Uni soviet walaupun negara ini menempati sebagian besar wilayahnya eks wilayah Soviet. Agama mayoritas di Rusia itu Kristen Orthodoks, nah kalau Islam menempati agama terbesar kedua. Jadi jangan asal ngejudge kuminis kuminis ya.

Gambar Masa Kecil


Menyukai sesuatu itu kadang tanpa alasan yang bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tetapi disini aku mencoba mengungkapkannya dengan sebuah tulisan. 

Waktu kecil aku sering nonton kartun (tentu) bukan kartun dari Rusia soalnya masa kecilku masih dibawah pemerintahan Orba. Hmm iyalah kan kartun di Indonesia masa itu tuh di dominasi sama sebelah sana yang pengen banget ngatur dunia katanya  😋
Suatu hari aku menggambar sebuah bangunan, mirip seperti sebuah kastil dalam kartun tadi tapi kubahnya setengah lingkaran dan ada tanda salib diatasnya. Sayang sekali gambar itu tidak tau di mana rimbanya karena keluargaku beberapa kali pindah rumah. Namun  rekaman gambar masih tersimpan rapi di dalam memori, sampai selalu terlintas sebuah pertanyaan,” di belahan dunia mana sih  aku bisa menemukan bangunan seperti gambar itu?”.

Akses informasi yang masih terbatas di tahun 2000-an tidak menyurutkan langkahku untuk mencari tahu di mana tempat yang punya wajah  seperti gambarku semasa kecil. Satu-satunya akses informasi yang murah meriah dan nggak perlu keluar uang tuh cuma perpustakaan daerah.
Kemudian aku memutuskan untuk ngubek-ubek perpustakaan daerah Kulon Progo, berharap bahwa ada sebuah buku yang menyimpan plus menjelaskan tentang foto yang mirip dengan gambarku. Setelah hampir seminggu sekali ngubek-ubek rak buku di perpustakaan hasilnya ternyata masih tetap nihil.

Mengenal Rusia dari Buku Mata Pelajaran


Suatu hari aku mendapatkan tugas rumah untuk menggambar peta benua Asia. Menatap atlas terlalu lama membuatku memperhatikan sebuah negara yang luas, dengan wilayah mencakup benua Asia dan Eropa. Sementara itu buku IPS semasa SMP hanya memberikan pengetahuan umum berupa luas wilayah, garis lintang, sistem pemerintahan dan sebagainya. Negara itu bernama Rusia, wilayahnya memang eks Uni Soviet walaupun tidak seluas Uni soviet. Pada mata pelajaran sejarah, beberapa kali disinggung hubungan antara Indonesia dengan Uni Soviet dalam pembebasan Irian Barat.

Aku tidak bisa menutup mata bahwa Indonesia pernah berhubungan baik dengan Rusia yang dahulu disebut Uni Soviet. 

Sejak akses internet itu gampang dan murah, akhirnya aku bisa menemukan sebuah foto yang mirip dengan gambarku semasa kecil. Foto tersebut adalah foto-foto gereja orthodoks di Rusia dan berhasil membuatku berdecak kagum melihat keindahan bangunan-bangunan unik tersebut.

Mengenal Rusia Melalui Media Sosial

Ingin  mengenal Rusia itu seperti menyusun kepingan puzzle selama bertahun-tahun. 
Salah satu artikel di RBTH Indonesia

Aku menyadari bahwa berita tentang Rusia tidak berimbang di negaraku. Beruntung sekali di media sosial, aku menemukan akun RBTH Indonesia yang membuat rasa penasaran tentang Rusia terjawab. Apalagi admin RBTH Indonesia tidak tinggal diam saat berita hoax tentang Rusia tersebar luas di Indonesia. Ini yang aku suka! Adminnya keren 😁

Selain itu untuk mengenal seberapa dekat  hubungan diplomatik negaraku dengan Rusia, aku juga mengikuti fanspage  Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia. Sayangnya karena letak kedutaan besar Federasi Rusia di ibu kota, jadi aku belum pernah mengikuti kegiatan yang diadakan di sana. Namun, aku tetap menjadi pengikut setia media sosial yang memberiikan informasi positif tentang Rusia seperti RBTH Indonesia, karena aku selalu ingin menyampaikan hal-hal baik tentang Rusia. Tujuannya biar aku bisa mematahkan stigma tidak enak tentang Rusia di masyarakat Indonesia dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Kalau stigma sudah dipatahkan, kan lebih mudah memutus rantai "penyebaran informasi yang salah" ke generasi berikutnya.

Tulisan ini pernah diikut sertakan dalam lomba essai "Alasan Menyukai Rusia" yang diadakan oleh Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia. Namun beberapa bagian sudah dimodifikasi lagi oleh penulis.







Pengalaman Top Up Saldo OVO Melalui Driver Grab

Tidak ada komentar
Top up saldo melalui driver.
Dok : Liputan 6



Siang itu terlalu terik untuk melakukan sebuah perjalanan panjang ke halte bus transjogja. Loh kenapa dibilang perjalanan panjang? Soalnya teriknya sinar matahari tuh bikin jarak dari rumah ke halte transjogja rasanya jauh banget dan tentunya bikin haus. Apalagi saat itu weekend, yang artinya arus lalu lintas lebih padat daripada hari-hari biasanya. 

Tapi karena memang harus keluar rumah untuk cari remahan berlian, mau tidak mau harus pergi juga. Beruntung banget hidup di jaman sekarang itu mau pergi-pergi nggak perlu bingung karena nggak ada kendaraan pribadi. Selama masih punya smartphone plus kuotanya, tinggal booking pencet aplikasi transportasi online kan beres.

Kembali Instal Ulang Aplikasi Grab

Aplikasi Grab Customer. Dokpri

Beberapa bulan terakhir, dominasi ojek online yang logonya mirip cakra Naruto itu dominasinya terganggu di dalam smartphoneku. Alasannya sih biasa, emak-emak seperti aku ini cari yang ngasih banyak diskon dong. 😅 Kan lumayan sisa uangnya bisa buat beli kebutuhan yang lain. Jadi akhirnya aku memutuskan untuk instal ulang Grab, soalnya sebelah voucher diskonnya tinggal yang tiga ribuan. 

Kalau melihat aplikasi Grab, aku kadang masih gragapan  karena emang jarang pakai. Merasa agak ribet gitu soalnya kalau mau pakai voucher diskon harus masukin kodenya diketik secara manual. Sementara kompetitor udah langsung klik aja di gambar voucher. Jadi untuk memesan Grab bike, aku membutuhkan waktu lebih lama. Belum lagi kalau sinyal mendelep (ilang timbul) atau tertiup angin, smartphone kadang aku tempelin aja di pilar depan rumah biar mirip spiderman.😁

Top Up Saldo Melalui Driver Grab


Dikarenakan aku membutuhkan saldo OVO untuk bayar Grab biar lebih murah, akhirnya aku memutuskan untuk top up saldo OVO melalui driver Grab. Sebelum driver sampai di depan rumah, aku (budayakan) membaca terlebih dahulu soal top up saldo OVO via driver grab. Dari artikel yang aku baca, ternyata top up via driver grab ini minimal sebesar Rp 10.000 saja. Alih-alih untuk hemat karena uang buat jalan-jalannya mepet dan aku tidak mau terlalu lama naruh uang mengendap di OVO, aku berencana top up Rp 13.000 saja soalnya pembayaran tunai saat itu ke driver sebesar Rp 7.000. Jadi total yang harus aku bayar kan bulat tuh Rp 20.000.

Saat driver sudah sampai di depan rumah, aku sejak awal sudah bilang kalau mau sekalian top up saldo sedikit, dan driver pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Tidak ada pembicaraan mengenai top up saldo OVO selama perjalanan dari rumah ke halte transjogja dan aku juga tidak bertanya karena aku pikir tinggal bilang top up nanti langsung masuk ke akun kita seperti di aplikasi kompetitor Grab.

Langkah Top Up Saldo OVO melalui Driver.
Sumber : Grab

Catatan Penting Sebelum Top Up Saldo OVO melalui Driver

Ada beberapa catatan yang harus aku tau sebelum melakukan top up saldo OVO yaitu top up saldo OVO melalui driver hanya bisa dilakukan saat kita melakukan pemesanan grab. Jadi kalau ada driver lewat depan rumah terus kita minta top up saldo OVO padahal tidak memesan grab ya tentu saja tidak bisa.
Biaya admininstrasi top up saldo OVO melalui driver itu tidak ada alias 0 rupiah, sedangkan top up saldo OVO di ATM biasanya akan dibebani biaya transaksi. Terus ketersediaan nominal top up saldo OVO juga tergantung saldo si driver, jadi sebaiknya bilang sejak awal mau top up saldo nominal sekian.

Akhirnya Sukses Top Up Saldo OVO 

Waktu sudah sampai di tempat tujuan yaitu halte transjogja, aku kembali bilang ke driver untuk top up saldo OVO sebesar Rp 13.000. Tapi ternyata tidak ada 2 langkah yang harus aku (sebagai customer) tempuh untuk top up saldo OVO melalui driver. 

Pertama, driver memberitahukan padaku untuk klik terlebih dahulu tombol permintaan top up yang ada di aplikasi grabku.

Kedua, aku menuliskan nominal top up. Nah, saat aku menuliskan top up sebesar Rp 13.000 ternyata di aplikasi driver tidak bisa melalukan transaksi pengurangan saldo sebesar 13.000. Kemudian sesuai saran driver, aku menuliskan lagi top up saldo sebesar 23.000 dan akhirnya berhasil masuk ke saldo akun Grab milikku.

Sampai saat aku menuliskan cerita ini, aku belum mencari tau kenapa minimal top up OVO via driver ini tidak bisa sebesar Rp 13.000.

Lambang Ovo.
Dok : Bisnis Tempo

Aku tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada driver yang membantuku dalam melakukan top up saldo OVO. Karena tanpa driver yang helpfull juga mungkin aku tidak jadi top up saldo OVO.
Di dalam tulisan ini, aku sama sekali tidak diendorse oleh Grab atau OVO. Tulisan ini murni cerita pengalamanku saat pertama kali melakukan top up saldo OVO melalui driver grab. 

Jadi, apakah kamu tertarik untuk top up saldo OVO melalui driver grab?

Tipe-Tipe Tetangga yang Ngeselin, Pasangan Muda Wajib Tau

Tidak ada komentar

Hidup bertetangga. Pic : clipartstation.com


'Ting' 
Bunyi pesan melalui whatsapp diterima, isinya kurang lebih seperti ini,"kita nggak bisa milih tetangga ya walaupun bisa milih rumah. Ada aja tetangga yang ngeselin. "


Sebagai pasangan muda yang udah tiga tahunan menempati rumah di lingkungan ini, kami sudah berusaha menjaga jarak dengan tetangga. Berbeda dengan cuek, tapi lebih ke bagaimana hubungan dengan tetangga ini baik-baik saja. Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat, yang sedang-sedang saja seperti lagu dangdut. Soalnya kalau terlalu dekat juga repot nanti waktu ada gesekan.

Gesekan dengan tetangga.
 Dok : istock

Berikut ini adalah tipe-tipe tetangga yang sering jadi bahan omongan karena tingkahnya yang ngeselin sekaligus menggelikan.

Tetangga yang Masih Suka "Uyang Uyung"


Bertetangga itu menurutku mirip seperti cara berteman di masa kecil. "Uyang uyung" bermain kesana kesini untuk mendapatkan teman. Kalau musimnya lompat tali ya dimana-mana lompat tali. Terus nanti kalau ada yang nggak suka sama kita jadi musuhan dan musuhannya ngajak-ngajak temen. Rasanya dunia mau runtuh aja waktu mengalami hal seperti ini di masa kecil.

Ketika bertetangga, ada juga yang masih suka 'uyang uyung' alias ngumpul berjamaah kemudian bikin rujak bareng kesana kesini. Sekarang di rumah bu A, besok di rumah bu B dan seterusnya. Iya kan?

Beruntungnya hal-hal semacam ini hanya dilakukan segelintir orang "selo" di sekitar tempat tinggal. Termasuk bapak-bapak yang "selo" juga ada, ngumpulnya kalau malem sambil nyanyi-nyanyi di depan rumah entah sampai jam berapa. Kelompoknya ya itu-itu aja sih orangnya. Kadang nyanyi-nyanyinya sampai malem dan akhirnya suami minta tolong pak RT untuk mengingatkan ke kelompok tersebut. 😁

Tetangga yang "Nggrathil" dan Tidak Tau Tata Krama Juga Ada


Ternyata salah satu anggota kelompok bapak-bapak selo tadi juga "nggrathil" dan nggak tau tata krama. Pernah beberapa kali kepergok metik mangga di depan rumahku tanpa permisi.

Pohon mangganya emang terletak di luar pager, artinya setiap orang boleh saja memetik buahnya. 

Tetapi alangkah baiknya kalau permisi dulu sama orang yang menempati rumah tersebut kan? Wong yang nyapu daun mangga tiap hari ya yang menempati rumah tersebut. Akhir cerita, pohon mangga tadi dipangkas oleh suami daripada bikin panas hati.

Eh habis dipangkas juga ada tetangga yang di belakang kami tuh ngatain kami pelit. Whatever!
Usut punya usut, tetangga yang ngatain kami pelit itu sepertinya memang tidak suka dengan keluarga kami. Soalnya mereka dulu ngontrak rumah yang sekarang kami tempati, dan perjuangan bapak-ibu sangat luar biasa buat ambil rumah ini kembali.

Padahal rumah punya bapak-ibu, mau dipakai anaknya, eh kok yang ngontrak malah disuruh pindah aja susah. KZL kan!

Time flies, waktu membuktikan semuanya. Emang si tetangga yang ini sukanya pindah-pindah kontrakan dan terkenal susah dimintain uang kontrakan sih. 😱

Tetangga yang Suka Melakukan Intervensi


Ish ish ish, ini serem banget loh tetangga model beginian. Kadang nyasarnya ke pasangan-pasangan muda yang baru aja punya baby. Terus sok jadi dewa penolong padahal sebenarnya melakukan intervensi.

Misalnya dengan alasan bantuin jagain bayi biar ibunya bisa beberes rumah atau mandi padahal bayinya belum boleh makan arem-arem tapi sama si tetangga bayinya dikasih arem-arem. Kan FATAL banget banget banget. 

Belum lagi kalau tiba-tiba sok menyarankan dengan kekeuh ini itu yang notabene beda banget dengan informasi yang kita dapat dari sumber yang valid, eh tapi mau nolak nggak enak karena si tetangga lebih senior. Buat aku kalau saran tersebut bertentangan sama info valid mah ya tolak aja. Biar nggak terjebak sama mitos yang menjerumuskan kita ke jurang yang dalam.

Di masa sekarang, mau belajar soal baby juga udah banyak artikel-artikel yang membantu di google, udah bisa ketemu tenaga medis yang mumpuni di bidangnya, dan pokoknya informasi sudah terbuka lebar-lebar untuk yang ingin belajar. Oleh karena itu, kami sebagai orang tua yang masih newbie, kebanyakan kami belajar dari perawat rumah sakit atau artikel tentang perawatan bayi. Bukannya tidak mau dibantuin oleh tetangga, tetapi kalau bisa melakukannya sendiri ya kenapa harus dibantuin. Lagian memang pada dasarnya aku sendiri kurang suka dengan campur tangan orang lain di dalam kehidupan rumah tangga kami.

Tetangga yang Pengen dibilang WAH, WOW, dan Nggak Mau Kalah


Kalau tipe tetangga seperti ini tuh sebenernya kadar ngeselinnya nggak separah yang sebelumnya ya. Malah rasanya pengen banget dikerjain sekalian. 😂 Jadi ceritanya gini, seorang tetangga kami sedang renovasi atap rumah. Terus sebelahnya kepengen juga, " saya besok mau renov atapnya sampai yang belakang sekalian kok Bu".
Duh nggak mau kalah ya, padahal renovasi atap rumah kan sebuah urgensi, bukan sekedar pengen-pengen doang atau biar disebut WAH.

Tetangga yang Kalau Kerja Bakti Cuma Jadi Mandor

Jangan ditanya lagi deh, pasti banyak yang kayak gini mah. 😋 Alih-alih kerja bakti tapi malah cuma mandorin, jadi yang kerja satu atau dua orang yang itu-itu aja. Sementara yang lain malah cuma perintah sana sini macem mandor. Aku sendiri pernah kesel liat suami kerja bakti dengan model begini. Kasian liat suami kerja terus sementara yang lain cuma jadi mandor, dan kerjanya juga nggak efektif.

No action, talk only gitu deh sampai akhirnya aku pasang tampang menyebalkan saat melihat yang kerja bakti cuma berkacak pinggang.
Setelah suami selesai dengan kerja bakti yang nggak efektif tadi, kami berdiskusi sampai pada titik kesimpulan bahwa kerja bakti sama gang sebelah sono itu nggak efektif karena banyak yang mau jadi mandor.😅

Tetangga yang Sok Tau

Pernah suatu hari ada kejadian saat kami berdua sibuk dengan gadget masing-masing, terus seorang tetangga lewat dan berkomentar, " sama-sama di rumah kok pada whatsapp-an". Seketika itu kami pengen ketawa tapi kesel dan geli 😂. Soalnya tetangga ini nggak tau pekerjaan kami ada di gadget tersebut.

Terus ada lagi yang sok tau berkomentar soal talud, kerja bakti dan sebagainya padahal aku tau kalau suami si tetangga ini nggak pernah kerja bakti.
Ngomong aja terosss tapi nggak ada aksi turun tangannya mah semua orang juga bisa. 

Time flies, ketahuan juga kan akhirnya kalau si tetangga ini memang tidak ingin meninggalkan jejak baik di lingkungan waktu dia pindah. Soalnya iuran bulanannya banyak yang nunggak dan pindahannya diem-diem plus pamitnya di grup Whatsapp doang. 😂

Tipe-tipe tetangga yang aku sebutkan tadi pure berdasarkan pengalaman kami selama tiga tahun menempati rumah di lingkungan yang disebut perumahan setengah desa. Soalnya perumahannya masuk di tengah desa atau kampung. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Nah lain tempat , bisa lain juga tipe-tipe tetangga ngeselin dan menggelikan yang bakalan ditemui.
Berbuat baik kepada tetangga.
Dok : freepik.com

Tetap berkontribusi dan berbuat baik untuk lingkungan terdekat karena waktu akan membuktikan semuanya. 😁