Menemukan Berbagai Kejadian Unik di Transjogja

Tidak ada komentar
Transjoga yang berwarna biru
Mirip Tayo kan?
Dok : Tribunnews 

Di Suatu Senja Tertanggal 3 Oktober 2019


Ada sebuah rasa yang menyentuh sudut hati, saat melihat seorang bapak-bapak menyeka air mata menggunakan lengannya setelah menerima pemberian uang dari seorang ibu yang penampilannya sangat sederhana tapi memiliki kepedulian yang luar biasa.  Pemandangan sore itu, di sebuah halte transjogja, di mana aku berdiri sambil menggendong si kecil yang sudah mengantuk, di mana beberapa anak muda terlihat sibuk dengan smartphonenya tapi masih ada sesosok manusia dengan tingkat kepedulian luar biasa terhadap orang lain.

Sejak awal sebenarnya aku kurang menyimak kejadian apa yang menimpa bapak-bapak tersebut dan mungkin tidak akan memberikan perhatian kalau aku tidak menghadap ke arah barat sambil berharap transjogjanya segera lewat.  Sejak awal memasuki halte, aku melihat sesosok bapak itu bercerita kepada petugas halte. Sepertinya bercerita bahwa barangnya tertinggal di halte yang tidak ada petugasnya dan kemudian hilang.

Tidak lama kemudian datang sesosok ibu membawa kardus memasuki halte, mondar mandir seperti gelisah menunggu bus yang datang. Kalau dilihat dari raut wajahnya mungkin ibu ini berusia sekitar 45 tahun dan mungkin berprofesi sebagai pedagang yang sudah terbiasa menggunakan transjogja (terlihat dari cara si ibu meletakkan barangnya dengan cekatan di halte).

Ternyata bus transjogja yang akan aku tumpangi sudah terlihat di sudut barat halte, aku segera melangkahkan kaki ke dalam bus dan tidak bisa menyimak apa yang terjadi selanjutnya dengan si bapak atau ibu di halte tadi.

Transjogja berwarna kuning-hijau.
 Dok : Wonderfulisland


Mengenal Kendaraan Umum Sejak Kecil


Kendaraan umum baik swasta ataupun milik pemerintah itu sudah mengisi sebagian perjalanan hidupku. Waktu kecil aku sering diajak naik kendaraan sama ibu, mudik juga naik kendaraan umum, ya hampir kemana-mana juga naik kendaraan umum.
Sempat ada rasa kaget waktu pindah sekolah ke Kulon Progo karena kendaraan umum tidak menjangkau berbagai tempat. Pokoknya kalau mau naik bus itu harus jalan kaki dulu ke jalan utama. Nah bus yang pernah jadi langgananku untuk mengantar ke sekolah bakalan aku tuliskan di cerita lainnya. 😁

Beberapa Cerita Lain Diatas Transjogja

Di dalam transjogja jalur 10.
Dokpri

Kembali lagi ke transjogja, aku kenal sama transjogja sekitar tahun 2008. Waktu itu diajakin temen main ke Jogja, terus mau ke Malioboro naik bus transjogja. Transjogja nih adem pake AC, nyaman duduknya dan ada petugas yang mempersilahkan masuk. Aku yang biasanya naik bus berdesak-desakan dan panas kan terheran-heran dengan transjogja. πŸ˜‚ Serius! Ndeso banget kok aku. Suatu ketika bahkan pernah ditanyain tujuan naik transjogja sama petugasnya dan aku bingung jawabnya wong aku cuma mau naik transjogja aja muter-muter. πŸ˜… Selowww banget kan.

Naik Transjoga bersama si kecil,
Kata dia sih naik Tayo.
 Dokpri

Rasa tepo seliro (Tenggang Rasa) yang Nyata


Akhir-akhir ini aku sering dikasih tempat duduk oleh penumpang lain karena aku bawa batita. Tandanya tepo seliro itu masih ada di masyarakat kita. Beberapa kali aku sempat menolak saat diberikan tempat duduk karena yang memberikan juga sudah sepuh, kasian juga kan kalau sudah sepuh terus berdiri di dalam transjogja.

"maturnuwun sanget pak/bu, kulo caket namung mandap ten halte ngajeng", biasanya aku berkilah begitu kepada penumpang sepuh yang memberikan kursinya.

Bau Keringat

Sekitar sebulan yang lalu aku pulang menggunakan transjogja dan berdiri karena penuh. Eh di depanku ada seseorang yang bau keringatnya kemana-mana 😱. Rasanya mual plus pusing, pengen segera turun dari transjogja tapi kok belum sampai halte tujuan. Ya dibetah-betahin aja sampai akhirnya yang empunya keringat ternyaat turun duluan sebelum aku turun.

Beruntung pas bau keringat itu nggak ditambah ada yang kentut kan? 🀣

Cerita Ibu tentang Transjogja

Ternyata ibuku sebagai orang yang awam banget tentang Jogja juga punya cerita waktu naik Transjogja. Mungkin kejadiannya sekitar 5 tahun yang lalu, waktu portabel-portabel transjogja sudah ada tapi kalau mau turun portabel harus bilang dulu ke petugasnya (nggak kayak sekarang, petugasnya nawarin," ada yang mau turun portabel nggak?").

Jadi ibu mau ke kosku naik Transjogja, seharusnya turun di sebrang RS Harjolukito. Tapi karena beliau kurang paham letak portabelnya akhirnya ngomong ke petugasnya udah telat. Terus diomelin sama petugasnya dan diturunin di halte Janti bawah jembatan. Dari bawah jembatan, ibu akhirnya jalan kaki sampai ke sebrang Harjolukito. Sejak itu ibu tidak mau lagi naik transjogja, katanya takut dimarahin petugasnya.  πŸ˜₯

Aku juga tetap harus bijak menilai dari kejadian ibu tadi sih.

Tapi sekali lagi itu kejadiannya udah jaman dulu ya, aku tau kok yang mana petugas yang ngomelin ibu tapi aku juga nggak tau apakah dia masih kerja di transjogja atau tidak. Mungkin kalau masih, bisa ngobrol tentang kerjaanya di transjogja kali ya πŸ˜‚. Ambil cerita dari sudut pandang berbeda gitu.

Transjogja Kini

Petugas di dalam bus Transjogja
sedang berkutat dg manifest. 
Dokpri

Kalau dulu masih ada petugas yang marah-marah saat penumpang telat turun, aku yakin sekarang pembenahan untuk menyadarkan petugas agar melayani penumpang dengan sepenuh hati juga sudah dilaksanakan oleh petugas transjogja. Tapi kalau penumpang yang ngeselin pasti masih ada dong.πŸ˜‹

Ketika kita merasa bahwa petugas sudah berusaha melayani sebaik mungkin, memberikan ucapan terima kasih yang tulus saat turun dari bus atau halte kayaknya pas banget untuk mereka.

Semoga semakin banyak armadanya yang baru, semakin baik pelayanannya kepada penumpang dan semakin dipermudah pembayarannya (bisa cashlessπŸ˜‹) ya Transjogja! Btw info penting nih Transjogja sekarang jalurnya udah banyak dan udah punya akun instagram di sini 😁

Tulisan ini sama sekali tidak diendorse oleh Transjogja atau disuruh siapapun ya. Aku sebagai penumpang Transjogja sejak lama pengen nulis tentang Transjogja aja.