3 Tips Menjalani Long Distance Marriage Saat Pandemi Covid-19

Tidak ada komentar

 

Tips Menjalani Long Distance Marriage Saat Pandemi
Menjalani kehidupan pernikahan yang terpisah oleh jarak itu tidak mudah.
Dok : Pixabay

Menjalani Long Distance Marriage (LDM) saat pandemi Covid-19 memang tidak mudah. Situasi yang serba sulit tanpa kepastian dan terpisah jarak dengan pasangan tetap harus dijalani. Berkumpul dengan pasangan dan anak-anak menjadi sesuatu yang langka. Tapi mau tidak mau harus dijalani demi masa depan.

Dok : Pixabay


Sebelumnya aku tidak pernah membayangkan akan menjalani hubungan pernikahan yang terpisahkan oleh jarak. Tetapi karena suami diterima bekerja di kota lain, mau tidak mau harus dijalani. Ditambah masa pandemi yang membuat mobilitas semakin terbatas, hasilnya tidak terasa sudah menjalani LDM selama satu tahun.

Kalau ada yang bertanya mau nyusul suami atau tidak, pasti jawabannya mau dong. Tetapi pandemi mengubah segalanya. Jadwal pindahan yang semula disusun secepat mungkin jadi tertunda sampai satu tahun. Logika bukan Yamaha harus semakin di depan daripada perasaan, supaya bisa mengadapi semuanya.

3 Tips Menjalani LDM Saat Pandemi Covid-19

Menjaga Komunikasi Dengan Pasangan

salah satu tips menjalani LDM adalah komunikasi yang berkualitas
Berkomunikasi dengan pasangan
bisa lewat media sosial.
 Dok : pixabay

Menurut Inez Kristanti, seorang clinical psycologist dan sexual educator di klinik Angsa Merah, kunci utama dalam keharmonisan rumah tangga adalah komunikasi (yang berkualitas). 

Situasi pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi hubungan dengan pasangan. Pengaruhnya seperti apa? Tentu hanya kita dan pasangan yang tahu. Nah pengaruh tersebut sebaiknya segera dikomunikasikan.

Selama menjalani LDM, komunikasiku dengan suami justru semakin erat meskipun hanya melalui media social. Komunikasi bisa dimulai dari hal kecil seperti ucapan selamat pagi, selamat makan siang dan sebagainya. Kemudian tidak lupa untuk saling memberikan support, mendengarkan cerita sehari-hari yang dialami pasangan, mengutarakan perasaan yang dialami dan berdiskusi banyak banyak hal yang berkualitas.

Dengan komunikasi yang lancar, hubungan akan tetap terasa hangat meskipun jarak memisahkan.


Berusaha Menerima Keadaan

Tips kedua menjalani LDM adalah menerima keadaanTips kedua menjalani LDM adalah menerima keadaan
Menerima keadaan yang terpisahkan oleh jarak. 
Dok : Pixabay

Ketika virus covid-19 mulai menyebar, hal pertama yang aku lakukan adalah berusaha menerima keadaan. Awal-awal terasa berat karena semua rencana jadi tertunda. Tetapi kita tidak bisa mengubah keadaan semudah membalikkan telapak tangan. 

Manusia memiliki kemampuan beradaptasi, mau tidak mau kemampuan itu harus digunakan selama pandemi supaya roda kehidupan terus berputar.

Situasi pandemi berbahaya untuk kesehatan, jadi tidak perlu berjudi dengan keadaan atau bertaruh nyawa demi bertemu orang tersayang. Apalagi kalau sudah mempunyai buah hati, untuk nekat bertemu pasangan itu harus benar-benar dipikirkan.


Belajar Mengelola Stress

Tips ketiga yaitu mengelola stress
Ibu harus belajar mengelola stress saat LDM. 
Dok : Pixabay


Buat aku hal yang paling sulit saat menghadapi pandemi adalah mengelola stress. Awal-awal menjalani LDM tidak terlalu terasa karena mungkin aku terbiasa sendiri sejak sebelum menikah. Tetapi saat aku menjalaninya hampir satu tahun, baru terasa stressnya. 

Kadang bangun pagi terasa powerless, mau masak males, lihat sesuatu yang tidak sreg di hati ingin marah-marah dan sebagainya. Apalagi kalau si kecil rewel, huhft rasanya ingin membenturkan kepala di tembok saja.

Di saat-saat krusial seperti itu, aku mencoba untuk mengelola stress dengan mengurung diri di dalam kamar dan mengajak diri sendiri untuk berdiskusi. Bukankah ini resiko dari pilihan yang harus dijalani?, biasanya aku akan kembali menanyakan itu kepada diri sendiri saat mengurung diri di dalam kamar.

Selain itu biasanya aku memberikan pengertian kepada si kecil saat benar-benar ingin sendiri. Stress yang dipendam tentunya tidak baik untuk kesehatan mental seorang ibu. Apalagi kalau sudah punya buah hati ya, kesehatan mental ibu harus benar-benar diperhatikan.

Jika tingkat stress dirasa sudah tidak bisa dikelola oleh diri sendiri dan sangat menggangu aktifitas sehari-hari sebaiknya segera menemui tenaga profesional.

Temui tenaga professional ya, bukan yang ngaku-ngaku professional. Hehe    

Semoga beberapa tips yang aku tuliskan tadi bisa membantu para pejuang LDM dimanapun berada. Untuk para pejuang LDM, yuk sama-sama saling menguatkan dan berdoa semoga keadaan lekas membaik. Kita pasti bisa!

 

 

Tidak ada komentar