roti klasik dengan rasa otentik di toko Roti Sumber Hidangan. dokumen pribadi |
Sumber Hidangan, sebuah toko roti legendaris di Bandung yang
wajib dikunjungi. Daya tarik utama toko roti ini adalah kehadiran bermacam-macam
roti klasik dan nuansa tempo dulu, yang membuat kita seolah dibawa ke dalam
masa kolonial.
Sumber Hidangan yang bernama asli Het Snoephuis (yang berarti Rumah Manis) sudah berdiri sejak tahun 1929. Jika dibandingkan dengan umur toko roti lainnya, Sumber Hidangan dapat dikatakan sebagai toko roti tertua yang berdiri di kota Bandung. sementara nama "Sumber Hidangan" baru mulai digunakan di tahun 60-an.
Terletak di Kawasan Braga, tepatnya
di jalan Braga nomor 22-24, Sumber Hidangan sangat mudah dijangkau oleh berbagai
macam moda transportasi. Namun yang
seringkali membingungkan adalah toko ini tidak pernah memasang plang nama, jadi
harus cermat dan jeli untuk menemukan toko roti yang didepannya dipenuhi
lukisan ini.
papan nama toko roti Sumber Hidangan terdapat di dalam toko saja. dokumen pribadi |
Sumber Hidangan buka dari
pagi sampai sore saja, yaitu pukul 9.30 sampai pukul 16.00 WIB. Waktu aku
mengunjungi toko ini pada pukul 10.00 para pengunjung sudah berdatangan dan
suasana mulai ramai.
Sumber Hidangan Menghadirkan Nuansa Tempo Dulu
suasana pagi sesaat setelah buka di Sumber Hidangan. dokumen pribadi |
Saat pertama kali memasuki toko roti Sumber Hidangan, seperti memasuki lorong waktu yang membawa kita kepada suasana tempo dulu, lebih tepatnya di masa kolonial. Bangunan toko sama sekali belum pernah direnovasi besar-besaran. Bangunan masih menggunakan arsitektur yang terkenal pada masa kolonial. Hal itu terlihat dari langit-langit toko yang tinggi dengan lampu-lampu yang menjuntai.
Kemudian masih terdapat
tegel jadul yang berwarna putih tulang dengan bintik-bintik hitam. Perpaduan
keduanya sangat serasi, ditambah dengan tembok yang berwarna putih dan interior
berbahan kayu yang berwarna cokelat tua.
Aku membayangkan Sumber Hidangan ini dulunya adalah kafé hits, tempat nonkrong para tuan belanda yang tinggal di Bandung.
Ruangan dengan nuansa tempo dulu yang cocok untuk menikmati roti dan es krim. dokumen pribadi |
Di ruangan sebelah, terdapat beberapa meja dan kursi yang
terbuat dari rotan. Ruangan ini disediakan untuk pengunjung toko roti yang ingin menikmati makanannya secara
langsung. Di ruangan ini tidak ada colokan listrik atau wifi, jadi benar-benar
digunakan untuk menikmati hidangan yang sudah kita beli.
Mencicipi Roti dan Es Krim dengan Cita Rasa Otentik
kue di etalase Sumber Hidangan.dokumen pribadi |
Suasana klasik semakin bertambah kala pandangan mata melihat
etalase jadul dengan berbagai jenis roti dan kue. Bahkan ada kue kering yang
dituliskan menggunakan Bahasa belanda di dalam toples. Karena tidak bisa berbahasa
Belanda, aku tidak bisa mengucapkan nama kue tersebut. Tetapi hanya bisa menebak
bahwa di dalam toples itu berisi roti kering.
roti kering di dalam toples ini menggunakan bahasa Belanda. dokumen pribadi |
Meskipun dikelola oleh generasi kedua, toko roti legendaris
di Bandung ini masih konsisten menyediakan bermacam-macam bakery dengan resep jadoel
yang ada sejak jaman Belanda. Tidak hanya itu saja, ternyata Sumber Hidangan
juga menyediakan es krim dengan resep jadoel yang siap menggoyang lidah.
Etalase jaman dulu di toko Sumber Hidangan tetap dipertahankan. dokumen pribadi |
Walaupun mengaku sebagai pecinta roti, tapi aku tetap saja
bingung saat memilih roti yang ada di Sumber Hidangan. Maklum saja karena
pilihannya banyak dan aku sangat “kemaruk” ingin mencoba semuanya. Beruntung
sekali pemilik Sumber Hidangan membantuku memberikan rekomendasi beberapa roti yang
menjadi andalan mereka.
“Kalau yang ini adalah sojics brood. Isinya daging sapi, rasanya gurih dan kulitnya renyah mirip kulit bolen
pisang”, jelas pemilik Sumber Hidangan sambil menunjukkan Sojics Brood sapi
yang ada di etalase.
Akupun mengangguk sambil menjawab, “ Ya pak saya mau mencicipinya satu.” roti sosis jadul itu kemudian sudah berpindah ke piring kecil dengan cepat.
Setelah berkeliling etalase aku memutuskan untuk mencoba es
krim vanilla, roti cokelat, kue Soes, Suikerbol dan Socijs brood sapi. Roti-roti pesananku tadi ditaruh dalam piring
kecil berwarna putih dengan garpu kecil dan selanjutnya aku bawa ke meja
setelah membayar. Khusus untuk es krim, akan diantarkan oleh pelayan.
Jika rotinya ingin dibungkus, bisa minta dibungkuskan kepada
pelayan. Tetapi karena suasana toko roti semakin siang semakin ramai jadi harus
sedikit bersabar. Oh iya untuk
pembayarannya, disini aku menggunakan uang tunai, aku tidak sempat menanyakn
apakah bisa cashless karena pelayan tokonya sudah mulai sibuk melayani pelanggan
yang lain.
roti yang akan dibawa pulang dibungkus menggunakan kertas roti yang bertuliskan Sumber Hidangan |
Sepotong makanan yang masuk ke dalam mulut terkadang membawa
sebuah kenangan saat kita benar-benar menikmatinya.
Seperti pagi itu di Sumber Hidangan, sepotong kue Soes jadul
yang meluncur ke dalam mulut, membuatku mengingat kembali rasa kue Soes dari
toko Oen Semarang. Yup, rasa kedua kue Soes ini hampir sama, sangat jadul, kulitnya
lembut, gurih dengan isian vla yang ringan
dan tidak terlalu manis. Kue Soes ini sepertinya cocok sekali untuk menemani
minum kopi, duduk santai di kursi rotan dan menikmati suasana Braga.
es krim vanila, roti cokelat dan kue soes. |
Untuk Socijs brood sapi, kulit rotinya terasa renyah dan
gurih, berpadu dengan daging sapi cincang yang lembut sangat cocok untuk
sarapan pagi. Makan satu saja sudah bikin kenyang.
Es krim vanilla disajikan dalam mangkuk eskrim kecil tanpa
ada tambahan lain, tidak seperti di toko Oen Semarang. Jadi kalau di Sumber Hidangan eskrim vanilanya
benar-benar polosan. Tanpa menunggu waktu lama, si kecil langsung menghabiskan
es krim tersebut jadi aku tidak sempat mencicipinya.
Sebenarnya aku ingin lebih lama menikmati roti dan suasana klasik
di toko roti Sumber Hidangan. Namun karena
ada keperluan lain aku segera berkemas untuk melanjutkan perjalanan.
Roti coklat dari Sumber Hidangan menjadi penyelamatku setelah
terjebak macet dalam perjalanan menuju stasiun. Tekstur rotinya lembut, dengan
lelehan coklat yang lumayan banyak di dalamnya. Ini sangat cocok untuk pecinta
cokelat seperti Kanjeng Papi.
Sementara untuk Suikerbol yang mirip dengan Cinnamon roll
(atau mungkin nama lain cinnamon roll dalam Bahasa Belanda), tekstur rotinya
empuk, rasanya cenderung manis dan wangi kayu manisnya tidak terlalu kuat.
Pikiranku Masih Melayang ke Toko Roti Sumber Hidangan
Sambil menikmati Cinnamon roll buatanku siang ini, wangi
kayu manisnya masih membuat pikiranku melayang ke toko roti Sumber Hidangan.
Menjelang siang suasana toko roti Sumber Hidangan semakin ramai |
Sumber Hidangan sebagai toko roti legendaris di Bandung
masih konsisten menghadirkan roti klasik dan es krim dengan resep yang sudah
ada dari jaman Belanda. Toko yang berdiri sejak tahun 1929 ini menawarkan roti jadoel
dengan nuansa klasik, yang menjadi daya tarik utamanya bagi pengunjung. Sampai sekarang
toko roti dikelola oleh generasi kedua.
Untuk menuju Sumber Hidangan sangat mudah karena terletak di Kawasan Braga. Dengan catatan harus cermat karena tidak ada plang nama yang besar dan didepan toko dipenuhi lukisan.
nota pembelian roti dan eskrim di Sumber Hidangan. dokumen pribadi |
Harga roti di Sumber Hidangan
menurutku sangat terjangkau, mulai dari 10-ribuan sudah bisa menikmati roti
cokelat yang lembut. Toko ini buka di pagi hari sampai sore saja, jadi tidak
bisa dikunjungi untuk menikmati senja ya.
Semoga diberikan kesempatan untuk kesana lagi ya karena aku
masih penasaran dengan berbagai macam roti/kue bercita rasa otentik lainnya.
Rotinya tempting banget mbaa.. btw es krimnya cuilik ya ketoke 🤭
BalasHapusIya mbak rotinya gitu, tp kalo eskrimnya emang mini ya 😆
HapusWajib mampir nih kalau lagi dolanan ke bandung...
BalasHapusWajib banget mampir kak kalau ke Bandung
HapusSuasananya beneran tempo dulu ya. Etalase juga masih dipertahankan, suka model yang vintage begini
BalasHapusPilihan rotinya juga banyak, aku pasti juga bingung nih mau pilih yang mana
Ya ampuuuun Bandung itu surganya roti2 jadul tapi enak yaaaa 🤤🤤. Tiap ke Bandung yg aku cari itu roti mba, soalnya aku memang sukaaaaa bgt Ama roti. Tapi seringnya ke toko roti jadul yg itu2 aja. Aku baru tau sumber hidangan ini. Takjub ih, udahlah plang ga gede, tapi tetep bertahan Ampe skr. Berarti memang rasanya enak 👍. Kalo ke Bandung lagi aku pasti bakal datangin
BalasHapusKue soes kegemaran saya. Itu pun kalau isinya tidak menggunakan pemanis buatan. Dimakan didampingi es krim wah mantap pisan...
BalasHapusCocok nih buat ngumpul reuni sambil makan roti otentik jaman dulu. Harga juga bersahabat
BalasHapusSaya lebih suka roti-soti jadul begini. Rasanya tuh pas aja buat lidah saya. Gak kemanisan gitu.
BalasHapusdulu ... banget pernah ke sini. Penasaran dengan interior vintage-nya dan menu roti yang enggak biasa. Otentik yah.
BalasHapuskalau waktu itu pengalamanku yang enak ya bitterballen, sempat bungkus juga pakai kertas pembungkus yang putih dan sederhana tadi. Ternyata sekarang makin ramai yaa.
Sepertinya aku pernah tapi lupa lupa ingat dulu dibela-belain menginap di Braga demi mencicipi es cream jadul. Menunggu sampai toko buka memang bolak balik karena tidak ada tulisannya, itupun hasil tanya ke tukang parkir tempat es cream jadul.
BalasHapusLupa2 inget model.dalam tokonya habis beli es cream di makan di taman dekat hotel soalnya.
Emang aku juga suka yg jadoel jadoel rasanya unik gitu ya mak (gusti yeni)
Jadi mau mencicipi rotinya kak
BalasHapusWah roti ini, udah lama deh aku gak makan lagi. Duh, bikin kangen. Aku udah lama juga gak main ke Jalan Braga. Kudu mampir nih nanti kalo ke sana. Rotinya memang enak dan khas deh.
BalasHapusWah toko Rotinya umurnya sudah hampir seabad ya. Roti ini memang cemilan favorit orang-orang yaa terutama buat ngisi perut yNg lagi kosong
BalasHapus1929 waktu yang lama apalagi murah ya mak ga heran masih rame banget yang ngantri. rasa jadul itu dikangenin ya. duh kok sayang pas ke bandung ga ke sini
BalasHapusJadi kangen Bandung buat kulineran. Pengen mampir juga ke toko roti legendaris ini
BalasHapusBangunannya masih nampak asli ya mba, etalasenya juga. Umurnya terlihat dari cat di plafon yang banyak mengelupas, hampir 100 tahun lho!
BalasHapusNgga mudah pasti mempertahankan keaslian rasa roti Sumber Hidangan dari zaman ke zaman.
Disana ada roti semir atau sisirnya ngga mba? Suka banget sama roti bermentega soalnya
Bangunannya belum pernah direnovasi total Kak, emang sengaja dipertahankan jadoelnya. Semoga masuk CB supaya ada dana perawatan dari pihak terkait ya. Mempertahankan keaslian rasa roti juga tentunya tidak gampang.
HapusKalau tidak salah disana ada roti sisir yang bermentega gitu deh mbak. Mungkin bisa dicek lagi kalau mampir ke Sumber Hidangan
Duh duh aku paling senang berkunjung ke toko jadul begini mak soalnya vibenya itu terasa berbeda dan nyaman rasanya apalagi tampilannya asli kayak gini ahh sayang waktu ke Bandung ngga mampir deh
BalasHapusDuuh jadi kangen Bandung. Duluuuu pernah ke SH, tapi kan sudah luamaaaa. Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Ya walau ga selama usia SH sih hehehe. 1929 booooo, selisih dua tahun saja dari Sumpah Pemoeda. Ah bener mbaak, kalau jalan2 ke Bandung dan seputarnya trus ketemu bangunan2 jadul, suka berimajinasi dulu suasana pas sinyo2 dan noni2 masih di sini.
BalasHapus