Salah satu sudut Keong Mas Resto. dok : Kanjeng Papi |
Kalau sudah memasuki bulan Ramadan gini biasanya banyak yang
ingin melaksanakan buka puasa di tempat favoritnya masing-masing. Nah sekarang
aku mau ceritakan sedikit tentang tempat buka puasa favoritku yang jauh dari
hiruk pikuknya kota Jogja.
Tempat buka puasa favoritku ini terletak di sebelah utara kompleks
kampus ISI (institut Seni Indonesia) tapi bukan di pinggir jalan utama. Sebuah tempat
yang membuatku tidak kemrungsung (perasaan terburu-buru dicampur dengan
khawatir) saat berbuka, karena kemrungsung menyebabkan lupa sesuatu atau malah
badmood bahkan tingkat tingginya bisa sampai emosi (yah batal dong ntar
puasanya?😅).
Keong Mas Resto menerima pesanan untuk acara pertunangan. dok : Kanjeng Papi |
Nama tempat berbuka puasa itu adalah Keong Mas Resto,
tempatnya bangunan jawa lawasan yang dipadu dengan penyajian makanan rumahan. Alamat
lengkapnya ada di jalan Puri Asri, Sewon, Bantul atau berada ditengah-tengah
jalan Paris dan jalan Bantul.
Beberapa hal berikut mampu membuatku memfavoritkan Keong Mas
Resto sebagai tempat buka puasa, diantaranya :
- Letaknya yang jauh dari hiruk pikuk kota
membuatku lebih memilih Keong Mas sebagai tempat buka puasa favorit. Pemandangan
berupa sawah mendominasi sekitar Keong Mas, jadi kalau waktu padinya masih ijo
royo-royo itu pas banget buat ngadem nunggu buka puasa.
berfoto di Keong Mas. dokpri - Keong Mas Resto menggunakan bangunan limasan, dipadukan dengan tegel bermotif dan lampu-lampu antik. Selain itu masih ada gebyok lawasan yang bisa digunakan untuk background foto, kursi rotan seperti di rumah simbah dan berbagai macam barang/hiasan dari kayu. “saya dulu ambil lesung ini dari Gunung Kidul lho Mbak, dikira kolektor barang antik juga pernah”, ungkap Pak Fajar selaku owner Keong Mas saat aku berkunjung ke Keong Mas.
- Masakan rumahan yang berhasil membuatku kangen
dengan masakan simbah. Di sini makanan favoritku adalah oseng daun pepaya dan jangan
ndeso (sayur tempe dengan cabai hijau, bumbunya khas dengan siraman santan yang
gurih) mirip sama masakan simbah. Soal harga nggak usah khawatir karena masih
terjangkau dengan UMR (Upah Minimum Regional).
Jangan Ndeso, salah satu sayur favoritku. dok : Kanjeng Papi - Tersedia mushola yang lumayan luas, jadi habis buka puasa tuh nggak perlu ngabisin waktu cuma buat antri sholat di mushola atau cari tempat untuk sholat. Kan sholat magrib itu tenggang waktunya pendek banget, apalagi udah dikurangi dengan buka puasa jadi kalo ditambah antri sholat nanti tau-tau abis waktunya.
- Berbagai fasilitas pendukung juga tersedia seperti wifi, kamar mandi, parkir luas dan gratis loh. Di Jogja kan udah jarang banget tempat makan yang menyediakan parkir gratis jadi Keong Mas berani kasih parkir gratis itu seperti oase di padang gurun buat orang hemat macam aku (yang sering KZL sama bayar parkir,yang terus aja naik 😤).
- Kabar gembiranya lagi adalah di bagian belakang
Keong Mas ada area outbond yang bisa digunakan secara gratis asalkan beli paket
makanannya di Keong Mas. Saat ini sedang dibangun homestay berbentuk limasan di
Keong Mas, jadi buat yang mau menikmati suasana lawasan lebih lama kedepannya
bisa nginep disini.
terlihat kursi rotan yang berjajar rapi seperti di rumah simbah. dok : kanjeng papi
Tidak ada komentar