Menapak Jejak Sejarah Melalui Serpihan Peninggalan Pabrik Gula Prembun

Tidak ada komentar
Polsek Prembun ini merupakan bangunan peninggalan pabrik gula Prembun yang masuh terawat
Polsek Prembun.
Dokpri


Beberapa hari yang lalu, aku pergi ke supermarket untuk berbelanja bulanan. Dengan sengaja, aku bergeser ke arah rak yang berisi gula pasir untuk sekedar cek harga dan betapa kagetnya ketika melihat harga gula pasir semakin melonjak naik. Sampai tulisan ini dibuat,  harga gula pasir di supermarket deket rumah mencapai 16.000 rupiah per kilo. Itu masih mending daripada di pasar yang harganya sangat fluktuatif, tukang sayur langganan cerita kalau harga gula pasir mencapai 19.000 per kilo.  

Ya ampun pengen lepas dari ketergantungan penggunaan gula aja rasanya😪

Gula Pasir.
Dok : Halodoc

Keadaan negara kita yang dilanda wabah virus Covid-19  dan sebentar lagi memasuki bulan puasa emang sukses bikin harga gula semakin tinggi. Waktu di supermarket, aku menemukan beberapa orang yang berbelanja karena panik pandemi covid-19, namu ada juga yang berbelanja untuk kebutuhan bulan puasa. Dengan banyaknya permintaan akan gula sementara stok tidak mencukupi, otomatis bakal membuat stok gula semakin langka dan harganya melambung tinggi menyentuh angkasa. 😪

Ngomongin soal gula yang harganya terus naik, aku jadi ingat pada masa pendudukan kolonial banyak berdiri pabrik gula di pulau Jawa. Salah satunya adalah Suikerfabriek Remboen (PG Prembun) yang pernah berdiri kokoh di ujung timur kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Menginjakkan Kaki di Prembun

Suasana kota Prembun,
Saat itu sedang ada galian gorong-gorong.
Dokpri

Prembun bagiku seperti kota transit, karena kereta yang dahulu sering aku tumpangi saat mudik berhenti di Kutoarjo. Jadi kalau sudah melewati stasiun Prembun, aku harus mempersiapkan diri dan barang bawaan untuk turun di stasiun Kutoarjo. Jadi untuk menginjakkan kaki di Prembun adalah kesempatan langka.

Pertama kali datang ke Prembun mungkin sekitar 9 tahun lalu saat seorang teman menikah. Sayangnya tidak ada waktu yang pas untuk menjelajahi kota kecil ini.

Beruntung sekali pada hari ibu di tahun 2019, aku diajak oleh Komunitas Roemah Toea menjejakkan kaki ke Prembun. Ngapain sih? Ya tentunya untuk mengikuti jelajah sejarah PG Prembun yang diadakan oleh Komunitas Pusaka Prembun (KUPU). Siraman sejarah seperti ini bagi keluarga kecilku adalah angin segar, sama seperti refreshing otak dan pikiran.

Sekitar jam 8 aku menginjakkan kaki di halaman Polsek Prembun. Suasana hiruk pikuk pasar yang ada di seberang jalan sudah tidak aku hiraukan, karena pemandangan di area polsek Prembun lebih mempesona. Jendela-jendela besar model krepyak masih dipertahankan,  lantai bermotif khas bangunan kolonial, pintu-pintu besar dan gabel-gabel kayu yang masih kokoh menandakan bahwa bangunan ini dahulunya merupakan bagian penting dari pabrik gula Prembun.

Sejarah Singkat PG Prembun

Bapak Teguh Hindarto
sedang menyampaikan materi.
Dokpri

Menurut bapak Teguh Hindarto , PG Prembun kemungkinan berdiri sebelum tahun 1982. Hal ini didasarkan pada sebuah iklan dalam harian De Locomotive yang terbit pada 26 Desember 1892 berisi lowongan pekerjaan masinis untuk PG Prembun.

Surat Kabar De Locomotive.
Dok : Teguh Hindarto


Sedangkan menurut mas Aga dari Roemah Toea,  pabrik gula mungkin didirkan sekitar tahun 1890 karena sudah ada target untuk beroperasi pada 4 Juni 1891. Kesulitan menentukan kapan pabrik gula berdiri merupakan suatu hal yang wajar saat menggali jejak sejarah pabrik gula yang peninggalan fisiknya sudah tidak ada. 

Letak SF Remboen di peta lama.
Dok : Widodo Groho (Pinterest)


Pada tahun 1926 bangunan pabrik gula Prembun direnovasi besar-besaran sehingga hasilnya seperti pada foto lawas dibawah ini.


Pabrik gula Prembun sempat berhenti beroperasi pada tahun 1933 (kemungkinan karena krisis global saat itu yang dinamakan malaise) tetapi kemudian beroperasi lagi pada tahun berikutnya. 
Bahkan ada sumber yang mengatakan pabrik gula berhenti beroperasi bersamaan dengan kedatangan bala tentara Dai Nippon ke Hindia Belanda yaitu tahun 1942.

Sisa-Sisa PG Prembun yang Masih Dapat Dijumpai


Kompleks Polsek Prembun

Polsek Prembun ini dekat jalan provinsi.
Dokpri

Seperti yang aku ceritakan di awal, pesona bangunan polsek ini sangat memukau. Ya iyalah kan masih dirawat oleh pihak kepolisian 😁. Jendela-jendela krepyak, tegel bermotif, pintu besar dan gabel kayu adalah ciri khas bangunan indies yang ada di wilayah tropis . Sedikit penambahan dan rombakan pada bangunan tidak menghilangkan keindahan aslinya.

FYI, polsek Prembun ini dahulunya merupakan rumah administratur pabrik gula Prembun. Jadi bisa dibayangkan kemegahannya kan?
Bagian depan Polsek Prembun.
Dokpri

Jendela krepyak.
Dokpri

Jendela krepyak tertutup.
Dokpri


Nah di bagian belakang polsek masih terdapat sisa-sisa pondasi bangunan pendukung sekitar rumah administrateur pabrik gula. Kemudian ada sumur peninggalan rumah administrateur yang masih berfungsi sampai sekarang dan airnya masih dimanfaatkan oleh para anggota kepolisian yang tinggal di rumah dinas polsek Prembun.
Kalau melihat dari rumah-rumah indies yang pernah aku temui, biasanya antara rumah utama, dapur dan kamar mandi akan terpisah.
Salah satu bangunan
memiliki jendela kecil yang tinggi.
Dokpri

Sumur ini sudah ada sejak masa kolonial.
Dokpri

Gedung Dinsos Prembun


Kalau gedung Dinsos ini sebenarnya dari luar sudah tidak terlihat sebagai bangunan indies. Tetapi saat masuk ke dalam, ada beberapa bentuk jendela dan pintu yang menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan bekas kantor pabrik gula Prembun.

Deretan Rumah Dinas eks PG Prembun

Rumah dinas eks PG dijadikan sarang walet.
Dokpri

Rumah-rumah indies yang ada di tengah-tengah rumah penduduk masih bisa kita lihat dari jalan raya. Bentuknya yang sangat berbeda dari rumah penduduk membuat kita mudah mengenali bangunan.
Rumah dinas eks PG
 yang masih difungsikan
sebagai tempat tiinggal.
Dokpri

Pada masanya rumah-rumah ini merupakan rumah dinas pabrik gula yang ditempati oleh para pejabat yang jabatannya dibawah administrateur pabrik. Kalau sekarang sih ada yang masih ditempati, ada yang hanya digunakan sebagai sarang burung walet dan ada yang dibiarkan rusak begitu saja.
Mas Aga dari Roemah Toea
Sedang menjelaskan rumah dinas
 eks PG Prembun.
Dokpri


Aku jadi ingat pak Waluyo yang menempati eks rumah dinas PG Kalasan. Beliau pernah bercerita bahwa renovasi rumah indies yang ditempatinya membutuhkan dana yang sangat banyak. Terutama untuk mendapatkan kayu jati gelondongan yang akan dipasang pada tulang atap.
Struktur rumah dinas eks PG.
Masih terlihat menggunakan kayu jati.
Dokpri

Mungkin karena biaya renovasi yang mahal ini juga membuat rumah-rumah dinas eks PG Prembun ada yang dibiarkan rusak. Tentu saja hal ini tidak bisa menjadi pembenaran, mungkin pemilik bisa mendaftarkan bangunannya kepada pemerintah daerah kemudian mendapatkan dana renovasi bangunan cagar budaya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh pak Hersat seorang pemilik rumah indies di Kalasan, Yogyakarta.

Rumah dinas eks PG tidak terawat.
Dokpri

Tapi kembali lagi itu adalah keputusan pemilik dan pemangku kebijakan. Komunitas sejarah hanya membantu memberikan informasi atau memberi saran sebaiknya seperti apa memperlakukan peninggalan bersejarah.

Stasiun Prembun dan sekitarnya

Stasiun Prembun.
Dok : Heritage KAI


Menurut wikipedia, stasiun Prembun ini merupakan stasiun kelas III yang masuk ke dalam daerah operasional (Daop) V Purwokerto. Sampai saat ini stasiun melayani persusulan KA dan pemberhentian KA Bandara YIA (hanya menurunkan penumpang).  Ornamen pada atap stasiun masih terlihat otentik dan konstruksi bangunannya terlihat menggunakan kayu jati yang masih kokoh. Kesimpulannya stasiun Prembun ini bangunannya masih asli.

Bangunan ini diperkirakan sbg eks gudang stasiun.
Dokpri


Di balik pepohonan kelapa yang rimbun,  dekat dengan stasiun Prembun, tersimpan sisa-sisa kemegahan sebuah bangunan peninggalan kolonial. Jika melihat fungsinya, kemungkinan bangunan ini dulunya adalah gudang. Fisik bangunan sudah tidak utuh, atapnya sudah hilang entah kemana dan hanya meninggalkan tembok-tembok tinggi dengan susunan batu bata yang unik. Aku bisa membayangkan kesibukan yang dahulu pernah ada disini.

Struktur batu bata bangunan cantik tadi.
Dokpri


Kereta uap seperti Thomas & Friends (tontonan favorit si kecil 😝) yang lalu lalang membawa berkarung-karung gula dari pabrik, gudang yang penuh dengan hasil panen yang akan didistribusikan menggunakan kereta uap, para pejabat kereta menggunakan seragam putih dan kuli angkut yang terlihat sibuk sekali membawa barang menggunakan karung. Pemandangan ini sangat kontras dengan kenyataan yang terjadi sekarang. Bangunan tua yang cantik  ini seolah menyembunyikan diri di balik rimbunnya pohon kelapa, menutup cerita masa lalunya dengan kesunyian.

Selain bangunan, masih sumur yang umurnya kurang lebih sama dengan bangunan. Sebenarnya masih bisa dimanfaatkan tetapi aku tidak menemukan warga yang memanfaatkan sumur tersebut.

Lokasi Pabrik Gula

Batu bata sisa-sisa pondasi
Pabrik Gula Prembun.
Dokpri


Melihat foto lawas pabrik gula dengan melihat kenyataan yang ada itu membuatku mengelus dada. Aku tidak mengira bahwa lokasi yang dahulunya merupakan bangunan inti pabrik kini berubah menjadi kolam ikan dan kebun milik warga. Bayangan kemegahan pabrik gula dengan luas 10 hektar ini sirna setelah melihat yang tersisa hanyalah bekas pondasi bata merah. ☹️

Gedung di Dalam Kompleks SMP 1 Prembun (eks Societeit)

Bangunan eks Societeit.
Terletak di dalam kompleks SMP 1 Prembun.
Dokpri

Beberapa hari ini di WAG ramai membicarakan bahwa gedung yang ada di dalam kompleks SMP 1 Prembun akan dirobohkan. Gedung ini dahulunya merupakan gedung Societet. Hal ini berdasarkan pada foto lawas yang menunjukkan fasad bangunan bagian depan sama dengan yang ada saat ini. Bahkan sesepuh desa bercerita dahulu gedung ini sering digunakan untuk makan para pegawai pabrik gula. Kalau gedung ini dirobohkan, semakin banyak bangunan bersejarah yang hilang di Prembun. ☹️

Lingkaran kuning itu bangunan yang menjadi polsek Prembun sekarang. Sedangkan lingkaran merah adalah bangunan di dalam SMP 1 Prembun.
Copyright : http://Collectie.wereldculturen.nl


Sebelum wacana merobohkan gedung ini bergulir, aku berpikir gedung ini aman karena letaknya di dalam kompleks SMP 1 Prembun. Tapi kenyataannya sama saja dengan bangunan-bangunan indies yang tersisa di luar sana, yang pada akhirnya hilang ditelan oleh perkembangan jaman.

Diskusi yang Bermanfaat

Foto bersama peserta jelajah heritage.
Dokpri

Jalan-jalan yang sungguh bermanfaat di Prembun akhirnya ditutup dengan diskusi. Banyak peserta yang antusias untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bangunan-bangunan peninggalan pabrik gula Prembun dan semoga dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata sejarah, agar bangunan-bangunan peninggalan pabrik gula Prembun tidak rata dengan tanah.
Foto bersama setelah diskusi.
Dok : Dian Permatasari


Kalau bukti sejarah berupa bangunan itu hilang, nanti kita tidak bisa menceritakan tentang eksistensi pabrik gula kepada anak cucu. ☹️ Taunya stok gula pasir itu ya impor terus dari luar negeri karena produksi di dalam negeri tidak bisa mencukupi kebutuhan.

Ah seandainya pabrik-pabrik gula di Pulau Jawa masih banyak yang beroperasi, mungkin kelangkaan gula bisa diatasi secepatnya.




Pengalaman Booking Tiket Menggunakan Pegi Pegi

Tidak ada komentar
Dok : Pixabay


Yeaaay sebentar lagi Kanjeng Papi mau pulang ke Jogja untuk wisuda, sebuah kabar bahagia yang harus didukung oleh ketersediaan transportasi tentunya. Ya bisa dibayangkan kalau tidak dapat tiket untuk pulang ke Jogja kan sayang banget, soalnya udah bayar lunas buat ikut prosesi yang namanya wisuda.

Daaan peraturan kampusnya itu ikut wisuda atau tidak ikut wisuda bayarnya tetap sama, jadi akhirnya Kanjeng Papi memutuskan untuk wisuda dong.😪

Dibalik Kanjeng Papi yang ribet ngurusin mau wisuda, ada seorang istri yang gemar ngintip isi ATM. Iya dong kan aku harus tau posisi keuangan keluarga (kok istilah yang dipakai kayak jaman kuliah ekonomi ya 😝), sampai akhirnya harus menentukan pilihan transportasi untuk Kanjeng Papi pulang ke Jogja.

Berhubung Kanjeng Papi ada di planet Cikarang, untuk menentukan pilihan transportasinya juga harus memperhitungan waktu. Apalagi Kanjeng Papi kan sekarang kerja tetap (bikin pesawatnya Decepticon kali 🤣) bukan freelance lagi, jadi nggak bisa fleksibel kalau mau keluar kota dengan alat transportasi massal. Daerah industri seperti Cikarang tentunya memiliki jam-jam sibuk dengan kendaraan padat merayap sehingga waktu tempuh kendaraan akan meleset dari perkiraan awal.


Bulan lalu waktu pulang ke Jogja tuh Kanjeng Papi sudah mencoba bus AKAP (baik yang booking melalui Traveloka atau yang langsung lewat agen), nah sekarang saatnya berhemat  dengan pilihan moda transportasi lainnya. Berhematnya nggak cuma soal uang lho, tapi juga waktu tempuh soalnya kan ini keburu mau wisuda. 🙄

Akhirnya pilihan moda transportasi itu jatuh kepada kereta api dan pesawat yang dibooking melalui Pegi Pegi. Jadi Kanjeng Papi pulang ke Jogjanya naik kereta api, sedangkan kembali ke Cikarang setelah wisuda menggunakan pesawat.


Kemudahan yang Diberikan Pegi Pegi


Booking Tiket Kereta Api


Kereta api.
Dok : Pegi Pegi

Untuk mendapatkan tiket kereta api yang bersubsidi, aku harus rajin intip ke aplikasi Pegi pegi dan bookingnya dari jauh-jauh hari. Aku booking tiket kereta api Bengawan, dengan keberangkatan tanggal 27 Maret dari Pasar Senen (PSE) ke Lempuyangan (LPN) itu sejak akhir bulan Februari. Ya takutnya keburu abis kalau nggak cepet-cepet dibooking kan, apalagi harga tiketnya murah meriah dan waktu tempuhnya juga lebih cepat daripada bus.

Loh kenapa naiknya dari PSE?
Jawabannya karena kalau dari Bekasi itu tinggal kereta yang non subsisi, harganya lumayan menguras isi kantong dan jam keberangkatannya juga tidak pas dengan jadwal Kanjeng Papi. Makannya akhirnya aku memilihkan KA Bengawan kelas ekonomi dengan harga Rp 74.000 plus Convenience Fee Pegi Pegi sebesar 7500.


Pengisian Data Penumpang KA

Booking tiket kereta api di aplikasi Pegipegi itu hampir mirip seperti di KAI Access kok. Jadi setelah isi data penumpang, kita akan diarahkan untuk memilih seat. Setelah itu baru dilakukan pembayaran.

Booking Tiket Pesawat 

Maskapai Citilink.
Dok : Cermati.com

Tiket pesawat di bulan Maret ini memang agak miring, soalnya dunia penerbangan lagi agak sepi karena virus Corona. Kalau tidak karena HARUS wisuda, mungkin aku akan meminta Kanjeng Papi untuk menunda bepergian.


Aku berhasil mendapatkan tiket pesawat dari maskapai Citilink untuk tanggal 29 Maret sebesar 400-ribuan (sudah termasuk asuransi). Aku pilih jam keberangkatan yang agak sore supaya tidak terburu-buru. Padahal sebelumnya aku cek Citilink selalu menyediakan keberangkatan paling pagi yaitu pukul 06.00 dan aku tidak yakin Kanjeng Papi bisa bangun sepagi itu di hari libur. Jadi sebelum dapat tiket yang agak sorean ini,  aku sering cek aplikasi Pegi Pegi supaya dapat jam keberangkatan yang sesuai dengan harga terjangkau.

Beberapa hal aku pertimbangkan ketika memilih pesawat, salah satunya adalah maskapai Citilink masih memberikan bagasi gratis sebanyak 20kg. Selain itu Citilink masih beroperasi di bandara Adi Sutjipto (JOG), yang dekat dari rumah orang tua kami. Jadi tidak perlu spare time lebih banyak untuk perjalanan ke bandara.

Pembayaran Tiket Melalui Pegi Pegi


Oh iya kedua tiket tadi aku bayar menggunakan m-banking BRI. Cara bayarnya gampang banget kok karena instruksinya sangat jelas dari Pegi pegi. Metode yang digunakan adalah transfer, jadi kita akan diberi no.rekening BRI milik Pegi Pegi yang bisa dicopy kemudian paste ke dalam m-banking. Copy-paste ini buatku sangat membantu soalnya aku orangnya kurang teliti jika harus memasukkan nomer rekening satu persatu. Apalagi rekening BRI kan panjang tuh, kalau harus nulis ulang agak merepotkan. Iya kan? Pengguna BRI mana suaranya? 😁

Oh iya kita dikasih waktu sekitar satu jam untuk melakukan pembayaran tiket. Biar nggak lupa kalau ada pesanan yang belum dibayar, Pegi Pegi juga mengingatkan kita melalui email petunjuk pembayaran tiket.

Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah tiga digit terakhir nominal pembayaran. Iya 3 digit terakhir harus sama dengan yang diberikan oleh Pegi pegi, supaya dari pihak Pegi pegi lebih mudah memproses pembayaran tiket kita.

Setelah pembayaran berhasil,  Pegi Pegi  memberikan email yang berisi e-ticket dan invoice. Nah untuk pesawat, selain tiket dan invoice tuh ada email yang berisi asuransi yang sudah dipilihkan untuk penumpang.




Kesimpulannya adalah Pegi Pegi sangat membantuku untuk mendapatkan tiket kereta api dan pesawat dengan harga terjangkau, plus pembayarannya juga gampang banget.

Kalau kamu punya cerita apa dengan Pegi Pegi nih gaes?

Update : Tiket yang dipesan dari Pegi Pegi akhirnya direfund semua karena wisudanya Kanjeng Papi ditunda. Penundaan ini berkaitan dengan keadaan pandemi virus covid-19. Untuk refund tiket KA harus melalui KAK Access, sedangkan tiket pesawat bisa melalui Pegi Pegi. Aku tidak memilih reschedule karena belum tau keadaan bulan depan seperti apa.

Note : Tulisan ini bukan sponsored post dari Pegi Pegi. Tulisan ini murni pengalamanku dan ditulis untuk sekedar berbagi pengalaman aja.

Membangkitkan Rasa Percaya Diri dengan Mandi Parfum Vitalis

Tidak ada komentar


Vitalis Body Wash memiliki 3 varian.
Dokpri


"Vitalis bukannya merk parfum ya?"

Saat mendengar kata Vitalis, yang terbersit di dalam pikiran saya adalah merk parfum. Ya merk parfum Vitalis memang sangat familiar, soalnya sangat mudah ditemukan di supermarket atau minimarket terdekat.

Nah kabar baiknya adalah sekarang Vitalis ternyata sudah punya produk sabun mandi cair, yang diberi nama Vitalis Parfume Body Wash. Wangi parfum Vitalis yang elegan, segar dan tahan lama masih dipertahankan dalam kandungan body wash ini.

Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Kemasannya keren ya, glamour gitu.
Dokpri

Sebagian orang merasa kehilangan rasa percaya diri ketika tidak wangi. Begitu juga dengan saya, rasa percaya diri bisa melorot ke titik terendah saat merasa tidak wangi.

Apalagi kalau orang terdekat sampai berkomentar, "kok bau keringat sih? Nggak wangi lagi ah kamu". Aduh saya mendingan cepat-cepat mandi deh.

Sayangnya, kebanyakan sabun cair yang pernah saya coba itu hanya semerbak waktu dipakai saja. Setelah dibilas dengan air, wanginya akan hilang.

Nah beruntung sekali saya menemukan review tentang Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash. Jadi sekarang saya bisa kembali meningkatkan rasa percaya diri dengan mandi parfum dari Vitalis.

Sensasi Mandi Parfum dengan Vitalis Body Wash


Saat membeli produk body wash, hal yang pertama kali saya lakukan adalah memanjakan indera penciuman. Begitu juga saat memilih Vitalis body wash,  indera penciuman saya sangat dimanjakan dengan wangi yang elegan, segar dan tahan lama.

White Glow (Skin Brightening)

Varian White Glow untuk mencerahkan kulit.
Dokpri

Saat varian White Glow dituangkan ke shower puff untuk kemudian dibusakan, wangi parfumnya itu semerbak memenuhi kamar mandi. Apalagi saat digosokkan ke kulit kemudian dibilas dengan air, wanginya itu seperti terkunci di dalam pori-pori alias tahan lama. FYI, wangi dari varian White Glow ini cenderung soft dan feminin.
Mencoba Vitalis Perfumed Moisturizing
 di punggung tangan.
Dokpri

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash juga memiliki kandungan moisturizer untuk melembutkan kulit. Dalam varian White Glow terdapat tambahan berupa kandungan ekstrak Licorice dan susu yang juga membantu mencerahkan kulit. Jadi setelah mandi parfum itu kulit akan terasa lebih cerah, halus dan lembut plus wangi. 
dibusakan di punggung tangan.
 Dokpri


Fresh Dazzle (Skin Refreshing)

Varian Fresh Dazzle.
 Dokpri


Nah varian lain yang dikeluarkan oleh Vitalis adalah Fresh Dazzle. Selain mengandung moisturizer untuk melembutkan kulit, varian Fresh Dazzle juga mengandung ekstrak Yuzu Orange dan ekstrak teh hijau. Mandi parfum dengan varian Fresh Dazzle ini bisa memperbaiki mood karena wangi parfumnya segar.

Cocok banget buat yang capek habis beraktifitas seharian terus mandi pakai varian Fresh Dazzle. Kulit halus, lembut dan wangi,  masih ditambah moodnya bagus. Jadi semakin percaya diri untuk menebarkan pesona ke sekeliling kita.

Soft Beauty (Skin Nourishing)

Varian Soft Beauty dengan kandungan
 ekstrak Alpukat & Vit.E.
dokpri


Satu varian terakhir dari Vitalis Body Wash adalah varian Soft Beauty yang memiliki kandungan Vitamin E dan ekstrak Alpukat. Vitamin E sejak dahulu sudah terkenal dapat menjaga kelembaban kulit. Sedangkan buah alpukat memang dikenal memiliki berbagai manfaat yang sangat baik untuk kulit kita. Perpaduan keduanya di dalam Vitalis Parfumed Moisturizing Body Wash ini akan menjaga kelembaban kulit sehabis mandi.

Varian Soft Beauty ini cenderung lebih soft namun tidak se-feminin White Glow. Jadi seandainya pak suami ikut mandi parfum menggunakan varian Soft Beauty juga tidak masalah. 😁

Wah dobel-dobel ya yang kita dapatkan dari Vitalis Body Wash. Bikin semakin percaya diri nih sehabis mandi parfum pakai Vitalis body wash.

Kemasan


Vitalis body wash dikemas menggunakan botol 100 ml dan 200ml dengan tutup yang aman, sehingga tidak mudah tumpah saat dibawa bepergian.Selain itu, Vitalis juga menyediakan kemasan refill 250ml dan 450ml.

Keterangan produk tertulis dengan jelas.
Dokpri


Keterangan lengkap mengenai produk ini  ditulis dengan jelas di bagian belakang, termasuk exp date-nya.

Harga Terjangkau


Ngomongin soal harga, Vitalis body wash harganya masih terjangkau. Mulai dari 10.000 rupiah saja, kita sudah bisa merasakan sensasi mandi parfum dengan Vitalis Parfumed Moiturizing Body Wash.

Mudah Didapatkan


Nah untuk mendapatkan sensasi mandi parfum dari Vitalis itu sangat mudah. Produk ini hadir di supermarket atau minimarket terdekat.  Selain itu Vitalis Body Wash bisa dibeli secara online di marketplace kesayangan.

Jadi tunggu apalagi, yuk  cobain Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash.

Esensi Mengenang Satu Tahun Wafatnya Simbah Kakung pun Berubah

Tidak ada komentar
Dok : Pixabay


Hujan telah usai, tetapi hawa dingin masih tetap tertinggal. Aku yang sudah bersiap untuk tidur masih teringat dengan sindiran di whatsapp grup keluarga. Kalau tidak karena hutang budi yang harus aku bawa sampai mati, mungkin aku bisa saja memaki. Tetapi hutang budi (yang bukan merupakan kemauan atau permintaanku) itu menjerat sampai mati karena adanya sekelumit pertalian darah. Katanya saudara!

Sebuah Nasihat


Sing seduluran kui getihe, udu bandhane

Aku selalu mengingat nasihat yang diberikan seorang sahabat. Nasihat ini sebenarnya datang dari simbahnya yang sudah merasakan asam garam kehidupan. Setelah aku pikir-pikir, apa yang dinasihatkan simbahnya ini memang benar.

Keluargaku bukan keluarga berada, kami hidup serba kekurangan. Karena keluarga kami sering dibantu oleh simbah, maka sering juga mendapatkan intervensi. Apalagi soal uang, hubungan pertalian darah bisa retak hanya karena pinjam meminjam uang. Soalnya habis itu ada buntutnya, seperti disindir, intervensi dan sebagainya.

Nah kata-kata SAKTI yang biasanya keluar dari mulut orang yang pernah menolong kita dengan pamrih itu adalah :
Kowe kui mbiyen nek ora tak tulungi/ tak ewangi, gak bakalan iso koyo sakiki.

Saat yang dinamakan "keluarga" itu berkumpul, ibuku pasti menahan sesak di dada.
Entah disindir, diceramahin satu rumah, disidang, dipojokkan, semua itu sudah dilalui ibuku sepanjang hidupnya.
Masalahnya sebenarnya apa sih? Masalahnya itu mereka menganggap ibuku tidak pernah membantu bapak dalam mencari rejeki. Padahal kenyataannya bapak yang tidak rajin mencari rejeki.

Namun demi melihat raut bahagia dari simbah putri saat mereka berkumpul, ibu tetap datang ke rumah itu.

Sayangnya, aku tidak bisa sekuat ibuku dalam menahan rasa sakit. Walaupun aku percaya Tuhanku maha membolak balikkan keadaan. 


Jogja, 9 Maret 2020 pukul 23.00

Dok : Pixabay

Simbah Kakungku sudah terbaring selamanya di tanah. Lusa adalah peringatan satu tahun meninggalnya beliau. Sebenarnya aku ingin datang untuk menemani simbah putri, tetapi telingaku tidak kuat untuk mendengarkan suara-suara intervensi yang selalu mengusik.

Belum lagi masak-masak di dapur yang semuanya adalah tugas perempuan, itu sangat melelahkan. Dengan wajan atau panci yang besar-besar, baskom dimana-mana, meracik bumbu, memotong daging, memotong sayuran, nyuci piring dan sebagainya dijamin bakal menguras tenaga. Masih mending kalau tenaga doang yang dikuras, kadang sampai hati juga ikut terluka oleh suara-suara di dapur. Apalagi kalau semua orang pengen jadi komandan di dapur, makin repot kan malah saling menyuruh dan menyalahkan.

Nah bisa dibilang kalau aku kesana itu untuk menjadi babu di dapur. Bukan untuk mendoakan almarhum simbah kakung. Karena para wanita akan sibuk di dapur, sementara yang akan membaca yasin dan tahlil adalah para pria dewasa.

Jadi masak-masak plus keribetan tadi buat siapa sih? Ya buat yang baca yasin lah, tidak mungkin kan buat almarhum simbah kakungku yang sudah terbaring di tanah.

"kenapa sih tidak pesan catering aja daripada repot di dapur kan capek?"

Ketika menanyakan ini, jawaban terindah yang akan terdengar ditelinga adalah....
"Kamu pikir disini nggak punya tetangga sampai harus pesan catering?! Disini adatnya tidak begitu, tetangga akan membantu masak demi acara kenduri ini"

Hmmm adat katanya, ah itu cuma kebiasaan turun temurun aja karena jaman dulu belum ada perusahaan catering menurut logikaku.

Ah entalah, esensi mengenang satu tahun wafatnya simbah kakungku berubah. Malah lebih ke capek masak-masak, capek dengerin omongan orang dan loba teuing drama!

Aku sadar diri bahwa aku bukan orang yang bisa menggelontorkan dana besar untuk kenduri. Tapi aku juga tidak mau dijadikan babu oleh mereka-mereka yang suka mem-babu-kan orang lain.

Semua orang punya kesibukan untuk mengejar prioritasnya masing-masing. Tidak semua punya waktu luang untuk membantu sebuah acara keluarga. 

Jadi aku cukupkan semuanya disini, mengenang wafatnya simbah kakung dengan doa di dalam keheningan malam.

Ugly Duck White Source, Tone Up Cream yang Membuat Wajah Terlihat Lebih Natural

Tidak ada komentar
Ugly Duck White Source.
 Dokpri


Walaupun sudah lama berkenalan dengan skincare korea, tapi akhir-akhir ini aku sepertinya kurang update. Soalnya aku merasa asing dengan beberapa brand skincare maupun kosmetik asal Korea yang ada di Shopee. Sebenarnya waktu itu aku tuh lagi cari pelembab, tapi malah bertemu
Tone up cream Ugly Duck White Source di flash sale Shopee. Ah siapa sih yang tidak tergoda dengan harga miringnya? 😝

Dokpri


Sebelum memutuskan untuk membeli Ugly Duck White Source, aku tidak lupa untuk mencari tau tentang brand ini. Pertama aku memastikan bahwa brand ini asli dari Korea dan review penggunaanya bagaimana. Sependek pengetahuanku yang namanya tone up cream itu digunakan untuk meratakan warna kulit wajah yang akan di make up.

Akhirnya aku memutuskan membeli Ugly Duck ini karena memang barangnya asli dari Korea dan reviewnya lumayan bagus di Clozette.

Review Ugly Duck White Source

Harga

Harga asli produk ini sebenarnya lumayan menguras kantongku yaitu kisaran 200-ribuan. Tetapi kemarin aku dapat di flash sale sekitar 20-ribuan saja. Apalagi ditambah free ongkir dari Shopee, kan mobile banking-ku langsung "bocor alus". 😁

Kemasan 

Keterangan tentang Ugly Duck White Source.
Dokpri

 Ugly Duck White Source ini dikemas dengan tube 40gram yang aman untuk dibawa traveling. Dominasi warna putih dengan gambar bebek dan tongkat peri ajaib di bagian depan. Pada bagian belakang kita diingatkan lagi bahwa krim ini hanya bertahan 12 bulan setelah dibuka.

Keterangan berbahasa korea.
 Dokpri

Expired date bisa dilihat di tube menggunakan tulisan timbul dan ada di kardusnya. Walaupun sebagian besar dituliskan dengan huruf korea yang aku sendiri tidak bisa membacanya, tetapi di bagian samping kardus dituliskan juga menggunakan bahasa Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh PT.Asia Utama. 

keterangan dlm bhs Indonesia.
Dokpri

Nah di dalam keterangan yang berbahasa Indonesia ini juga dituliskan No.BPOM NA 2617190054 dan tanggal kadaluarsa produk. Jadi totalnya ada 3 tulisan expired date 😁 mungkin biar nggak lupa exp date-nya kali ya yang beli.

FYI, aku dapat produk ini kan hasil dari Flash sale ternyata exp date-nya tidak lama. Aku beli bulan Februari dan produk exp bulan Mei. 😅

Jadi sebaiknya diperhatikan baik-baik expired date-nya ketika memutuskan membeli produk di Flash Sale marketplace manapun.

Fungsi

Tube aman untuk dibawa traveling.
Dokpri

Krim ini berfungsi untuk membantu melembabkan dan mencerahkan kulit wajah. Teknologi Water Pooping-nya ini membuat krim gampang menyerap di kulit wajah. Jadi hasilnya akan terlihat natural.
Teksturnya ternyata ringan. Dokpri


Kandungan air dan bahan-bahan alami seperti ekstrak daun pepermint dalam krim membuatku lebih memilih Ugly Duck White Source daripada yang lain.
Gampang banget menyerap di kulit.
Dokpri


Cara Pemakaian

Sebelumnya aku pernah berpikir bahwa menggunakan tone up cream itu ribet. Tapi ternyata hal ini tidak terbukti saat aku memakai Ugly Duck White Source. Soalnya Ugly Duck White Source bisa langsung dioleskan pada kulit wajah yang sudah dibersihkan.

Kesimpulannya Adalah...

Aku memakai Ugly Duck White Source,
Mohon maaf daster kesayangan ikut kefoto 😁.
Dokpri

Aku suka pakai Ugly Duck White Source dan belum bisa Move On ke tone up cream yang lain.